acpavia Liga Prancis,Sepak Bola Dunia,Sports Paris Saint-Germain Ancam Beberapa Pemain Lain Untuk Keluar

Paris Saint-Germain Ancam Beberapa Pemain Lain Untuk Keluar

Paris Saint-Germain Ancam Beberapa Pemain Lain Untuk Keluar post thumbnail image

PSG atau Paris Saint-Germain sekarang siap untuk mencambuk hampir tujuh pemain yang dianggap surplus untuk persyaratan. Kepemimpinan baru pelatih kepala Christophe Galtier dan direktur teknis Luis Campos telah mengatur ulang hal-hal di klub. Marca melaporkan bahwa duo tersebut mengancam akan mengirim tujuh pemain tim utama ke divisi lima Liga Prancis.

Para pemain telah mendapat peringatan untuk pindah ke tempat lain karena mereka bukan bagian dari rencana pelatih. Striker Mauro Icardi dan gelandang Ander Herrera menjadi headline dalam daftar. Lainnya termasuk Layvin Kurzawa, Julian Draxler, Rafinha, Thilo Kehrer dan Idrissa Gueye, yang kini telah mendapat pesan untuk mencari klub lain sebelum berakhirnya jendela transfer. Grup sekarang dapat menemukan diri mereka dengan tim kedua PSG, yang bermain di tingkat kelima.

Klub telah mendatangkan wajah-wajah baru seperti Hugo Ekitike, Renato Sanches, Vitinha dan Nordi Mukiele untuk menutupi hampir setiap posisi lapangan. Laporan juga menunjukkan bahwa mereka akan menyelesaikan kepindahan untuk gelandang Napoli Fabian Ruiz. Karena mereka berusaha untuk akhirnya memenangkan gelar Liga Champions yang sulit mereka pahami.

Paris Saint-Germain Melakukan Pembaruan Pada Beberapa Hal

Paris Saint-Germain Melakukan Pembaruan Pada Beberapa Hal

Sports Brief juga melaporkan bahwa pelatih kepala Tottenham Hotspur Antonio Conte telah melarang empat pemain dari sesi latihan tim utamanya. Conte sedang mencari cara untuk menyempurnakan skuadnya sebelum penutupan periode transfer. Para pemain termasuk Tanguy Ndombele, Harry Winks, Sergio Reguillon dan Giovani Lo Celso, yang sekarang akan berlatih jauh dari skuad karena klub ingin menjual mereka. Keputusan Conte dikomunikasikan kepada kuartet, yang sekarang seharusnya mencari klub baru sebelum 1 September.

Paris Saint-Germain yang kini merupakan klub Lionel Messi kabarnya akan melaksanakan pembaruan terhadap jaman baru dengan pelatih anyar, Christophe Galtier. Sebagai konsekuensi rezim baru, pergantian tidak terhindarkan dan lebih dari satu nama mesti keluar. Mereka adalah Ander Herrera, Layvin Kurzawa, Julian Draxler, Rafinha, Thilo Kehrer, Idrissa Gueye, dan Mauro Icardi.

PSG meminta dapat membebaskan mereka sebelum jendela bursa transfer musim panas 2022 tutup pada 31 Agustus 2022. PSG pun udah berikan peringatan kepada tujuh pemain ini. Juara klub Liga Prancis berikut berikan ultimatum bahwa Julian Draxler cs dapat dimutasi ke level divisi lima terkecuali menampik pindah. PSG bahkan tidak segan melabeli mereka sebagai pemain yang tidak mereka inginkan. Direktur Olahraga PSG, Luis Campos, merupakan pengaruh daru cuci gudang klub.

Related Post

Diego Simeone, Pelatih Atletico Madrid Terlama

Diego Simeone, Pelatih Atletico Madrid Terlama!Diego Simeone, Pelatih Atletico Madrid Terlama!

Diego Simeone, bisa kita sebut sebagai kuncen keberhasilan Atletico Madrid yang baru saja menang melawan klub sepak bola Getafe. Dalam karir klubnya yang dimulai terhadap tahun 1987, Simeone bermain di Argentina, Italia, dan Spanyol. Adapun juga untuk Vélez Sarsfield, Pisa, Sevilla, Atlético Madrid, Inter Milan, Lazio, dan Racing Club. Ia memenangkan gelar ganda domestik dengan Atlético Madrid terhadap tahun 1996. Dan Piala UEFA dengan Inter terhadap tahun 1998. Ia terhitung memenangkan gelar ganda domestik lainnya dengan Lazio terhadap tahun 2000, serta Piala Super UEFA 1999 dan Supercoppa Italiana 2000.

Simeone bermain lebih dari 100 kali untuk tim nasional Argentina dan mewakili negara itu terhadap Piala Dunia FIFA 1994, 1998, dan 2002. Tak lupa juga dalam empat musim Copa América, memenangkan turnamen terhadap tahun 1991 dan 1993. Simeone pun terhitung memenangkan Raja Fahd Piala 1992, Piala Artemio Franchi 1993, dan medali perak Olimpiade Musim Panas 1996. Sebagai seorang manajer, Simeone sudah melatih klub 5 klub sepak bola sebelum join dengan klub Spanyol Atlético Madrid terhadap tahun 2011.

Ia memenangkan Divisi Primera Argentina baik dengan Estudiantes dan River Plate dan sudah miliki keberhasilan manajerial terbesarnya dengan Atlético Madrid. Memenangkan La Liga dua kali, Copa del Rey, dua Liga Eropa UEFA, dua Piala Super UEFA, serta menjadi runner-up Liga Champions UEFA dua kali. Simeone adalah manajer terlama di La Liga, setelah tinggal lebih dari satu dekade di Atlético.

1 Dekade Diego Simeone Menjadi Pelatih Atletico Madrid

1 Dekade Diego Simeone Menjadi Pelatih Atletico Madrid

23 Desember 2011, Simeone resmi menjabat sebagai pelatih baru Atlético Madrid, menggantikan Gregorio Manzano. Gregorio Manzano lepas jabatan setelah mengalami kekalahan saat melawan tim lapis ketiga Albacete di Copa del Rey. Pertandingan pertamanya sebagai manajer Atlético adalah hasil imbang 0-0 melawan Malaga asuhan Manuel Pellegrini. Musim pertamanya berakhir dengan tim memenangkan Liga Eropa UEFA dengan mengalahkan Athletic Bilbao 3-0 di final di Bucharest.

31 Agustus 2012, klub Atlético berhasil meraih kemenangan Piala Super UEFA dari klub Chelsea 4-1 di Stade Louis II di Monaco. Pada liga domestik, tim membuat awal musim yang mengesankan, menyelesaikan babak pertama pada urutan kedua. Hanya di belakang Barcelona dan di atas rival sekota Real Madrid. Akhirnya, Simeone memimpin tim untuk finis ketiga di liga, yang juga merupakan finis terbaik dalam 17 tahun untuk Atlético. 17 Mei 2013, ia memenangkan Copa del Rey setelah Atlético mengalahkan rival Real Madrid 2-1 di Stadion Santiago Bernabéu. Hingga saat ini pun ia masih menjabat sebagai pelatih Atletico Madrid.

Fakta Menarik Shin Tae-Yong, Coach Sepakbola Timnas IndonesiaFakta Menarik Shin Tae-Yong, Coach Sepakbola Timnas Indonesia

Kalian tau tidak kalau fakta menarik sekarang Timnas Indonesia memiliki pelatih bernegara asing asal Korea Selatan, yaitu Shin Tae-Yong. Beberapa dari kalian yang tidak mengikuti berita olahraga seperti sepak bola tentu berpikir apakah bisa orang asing mengarahkan tim Indonesia? Bagaimana komunikasinya? Apakah sistem pelatihannya cocok bagi para pemain? Ya, itu adalah pertanyaan umum yang paling memungkinkan untuk terlintas dalam benak anda.

Hal yang perlu kalian ketahui adalah semenjak Coach Shin Tae-Yong melatih pemain Timnas Indonesia, ada banyak perubahan baik yang ada pada prestasi persepak-bolaan kita. Shin Tae-Yong pun ternyata sudah cukup lama menggeluti dunia sepak bola sejak kecil. Karir awal ia memasuki Tim Nasional Korea Selatan merupakan pada tahun 1987 – 1997, ia pun menjadi seorang pelatih professional sejak tahun 2009 hingga saat ini.

Dari perjalanan karir yang selama ini ia capai tentu saja tidak meragukan. Shin Tae-yong merupakan sosok yang detail untuk menolong kinerjanya pada Timnas Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan itu terbilang sering bertanya apa yang diperlukan para pemain sebagai Media Officer di Piala AFF 2020 lalu. Selain itu, Shin Tae-yong terhitung sering memantau apakah pemainnya sudah mendapat layanan yang ia harapkan sesuai kebutuhan.

“Coach Shin merupakan sosok pelatih yang tekun dan detail. Tidak hanya urusan tehnik dan trik saja, tetapi detail dalam perihal segalanya,” kata Bandung Saputra

Contohnya saja saat Shin Tae-yong termasuk mengurusi penentuan sepatu pemain. Shin Tae-yong kerap share pengetahuan dengan pemain Timnas Indonesia mengenai penentuan sepatu. Shin Tae-yong mengatakan terhadap para pemain sehingga pilih sepatu tidak berdasarkan merek. Menurutnya yang paling utama adalah sepatu itu dapat nyaman saat dipakai beraksi.

Fakta Menarik Pelatih Sepak Bola Timnas Indonesia, Shin Tae-Yong

Namun tau kah kalian kalau pelatih yang satu ini memiliki beberapa fakta menarik yang mungkin belum semua orang ketahui. Ada sejumlah fakta menarik perihal pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Fakta Shin Tae-yong yang mengejutkan kala melatih Timnas Indonesia sejak dari pertama kali berkunjung sampai hampir tiga tahun. Pelatih Korea Selatan itu menghadirkan angin segar yang mempunyai perubahan prestasi Timnas Indonesia mampu beradu dengan negara lain. Berikut fakta unik dan menarik pelatih Shin Tae-yong yang mesti kalian ketahui:

Ranking FIFA Timnas Meroket

Sejak menangani Timnas Indonesia terhadap Desember 2019, ranking FIFA skuad Garuda meroket 20 tingkat. Ranking FIFA Timnas Indonesia kini berada pada posisi 155 dunia setelah lolos ke Piala Asia 2023.

Bangun 3 Level Skuad Masa depan Timnas Indonesia

Sebagai pelatih baru, Shin Tae-yong memberikan suasana berbeda. Shin Tae-yong mempunyai pandangan yang visioner dalam membentuk skuad Timnas Indonesia. Shin Tae-yong lebih pilih pemain muda umur dengan talenta tinggi untuk membentuk skuad jaman depan Timnas Indonesia. Skuad Timnas Indonesia yang kala ini rata-rata berusia 23,6 tahun menjadi modal menghadapi kompetisi ketat.

Shin Tae-yong juga piawai dalam mengolaborasikan pemain muda dengan senior baik lokal maupun pemain keturunan Indonesia dan naturalisasi menjadi kebolehan menakutkan. Tangan dingin Shin Tae-yong terbukti ampuh membentuk tiga level kebolehan Timnas Indonesia U-19, U-23, dan senior.

Timnas Indonesia Berprestasi Tinggi

Kedatangan Shin Tae-yong memunculkan kembaliprestasi Timnas Indonesia sejak Desember 2019. Ada tiga prestasi yang memadai membanggakan yang Timnas Indonesia raih sepanjang pelatihan Shin Tae-yong. Shin Tae-yong mempunyai Timnas Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2020 juga mengalahkan Malaysia dan Singapura. Medali perunggu SEA Games 2021 dipersembahkan Shin Tae-yong setelah mengalahkan Malaysia di perebutan daerah ketiga. Klimaksnya, Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 setelah mengalahkan Kuwait dan Nepal.

Memiliki Rasa Toleransi Tinggi, Tegas, Namun Humoris

Shin Tae-Yong Memiliki Rasa Toleransi Tinggi, Tegas, Namun Humoris

Tidak hanya tegas dalam melatih pemain muda timnas Indonesai, ia pun terkenal sebagai sosok yang punya toleransi tinggi dengan kebiasaan dan budaya Indonesia. Sikap toleransi tinggi itu ia tunjukan yang menghentikan sesi latihan Timnas Indonesia U-19 kala mendengar azan Maghrib terhadap 21 Juni 2022.

Di balik sikap tegas Shin Tae-yong kala melatih Timnas Indonesia, pelatih asal Korea Selatan itu ternyata seorang yang humoris. Baik sewaktu sesi latihan maupun pada area tukar pemain, Shin Tae-yong mampu membawa dampak cair suasana tim. Ada kala Shin Tae-yong bersikap serius dan tegas kala melatih para pemain. Tapi, ada kala Shin Tae-yong bercanda seperti saat ada pemain yang salah dalam menerapkan instruksi kala latihan. Irfan Jaya salah satu yang menjadi korban kejahilan Shin Tae-yong.

Pemain yang kini membela Bali United itu sempat dibanting Shin Tae-yong saat salah dalam mobilisasi instruksi. Tentu maksud dibanting tersebut Shin Tae-yong sambil bercanda. Aksi gokil Shin Tae-yong terekam saat area tukar ikut berjoget dengan para pemain. Bahkan ketika Indonesia lolos ke Piala Asia 2023, Shin Tae-yong tanpa malu-malu berjoget sambil berjalan mengikuti Saddil Ramdani dan kawan-kawan.

Fakta Paling Menarik, Senang Belajar Bahasa Indonesia, Shin Tae-Yong Sampai Pakai Peci!

Shin Tae-yong juga pelatih luar negeri yang cepat beradaptasi dengan pemain Timnas Indonesia. Salah satunya cepat berkomunikasi kala belajar bahasa Indonesia. Dalam sebuah video, Shin Tae-yong mengejutkan dengan memakai peci hitam sedang belajar bahasa Indonesia. Dipandu staf Timnas Indonesia, Shin Tae-yong melafalkan kata-kata selamat Lebaran.

Javier Hernandez Siap Berikan Bantuan Pada Manchester UnitedJavier Hernandez Siap Berikan Bantuan Pada Manchester United

Javier Hernandez atau yang memiliki nama panggilan Chicharito dikabarkan masuk kembali ke Manchester United bahkan sampai rela untuk tidak mendapatkan gaji. Namun sebelum itu, siapa sih dari kalian yang tidak mengenal Football Club bernama Manchester United atau yang biasa disebut sebagai the Red Devil? Klub Sepakbola besar ini termasuk sebagai salah satu klub sepak bola dunia terbesar yang memiliki banyak penggemar.

Tidak jarang perpindahan pemain bernama besar ikut mondar-mandir bergabung dengan klub tersebut, salah satunya Chicharito. Sudah ada banyak piala Liga Utama Inggris yang mereka raih berkat perjuangan sejak tahun 1878 di Old Trafford. Namun taukah kalian kalau saat ini roda sedang berputar dan membuat klub MU mengalami kekurangan pemain striker? Hal ini baru saja terjadi pada musim terakhir sampai membuat klub MU menggunakan striker palsu saat kalah melawan Brighton. Makanya tidak heran jika Javier ‘Chicharito’ Hernandez prihatin memandang keadaan Manchester United pas ini.

Ia siap menunjang lagi mantan klubnya, lebih-lebih tanpa mendapat gaji! MU dengan Erik ten Hag sedang disorot habis usai kekalahan berasal dari Brighton & Hove Albion terhadap laga pembuka Liga Inggris. Padahal tampilan Setan Merah sempat menjanjikan pada sesi pramusim. Tak hanya lini belakang yang berantakan, lini serang MU juga tumpul. Kedatangan Cristiano Ronaldo tak banyak membantu, mengingat ia sibuk dengan rumor soal era depannya.

Javier Hernandez Tidak Heran Dengan Kondisi Klub Manchester United Saat Ini

Javier Hernandez Tidak Heran Dengan Kondisi Klub Manchester United Saat IniMarcus Rashford pun tampil tidak baik dan Anthony Martial yang produktif pada pramusim sedang cedera. Alhasil, MU pun panik dan melacak pemain depan dengan serampangan. Belum lama MU terkait dengan pemain gaek Austria Marko Arnautovic yang kini bermain Bologna, namun selanjutnya mundur sebab protes fans. Lalu, ada penyerang muda RB Salzburg Benjamin Sesko juga merupakan incaran namun berubah ke RB Leipzig.

Dengan bursa transfer musim panas tutup 31 Agustus, MU kehabisan pas melacak pemain depan yang berkenan bergabung. Situasi ini memicu Chicharito, mantan penyerang MU, prihatin dan ingin membantu. Chicharito sesungguhnya pernah mengenakan seragam MU sepanjang lima musim. Ia berhasil mengoleksi dua gelar Liga Premier sepanjang kariernya di Old Trafford.

Sayang performa Setan Merah kini tak semoncer dulu. Chicharito mengaku ia tak terkejut memandang keruntuhan prestasi MU usai kepergian Sir Alex Ferguson. Kendati demikian, pesepak bola berusia 34 th. menyebut Manchester United masih dekat dalam hatinya. Oleh sebab itu, Chicharito tidak keberatan bermain tanpa mendapat bayaran oleh klub yang finis pada peringkat enam klasemen akhir Liga Inggris musim lantas tersebut.